Selasa, 06 Maret 2012

Masalah Gizi Buruk dan tanda tanda klinisnya

Dari berbagai penelitian epidemiologi masalah Kurang Energi Protein selalu diawali dengan keadaan lapar  yaitu Rasa “tidak enak” dan sakit akibat kurang /tidak makan,baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja diluar kehendak dan terjadi berulang-ulang, serta dalam jangka waktu tertentu menyebabkan penurunan berat badan dan gangguan kesehatan. Selanjutnya keadaan ini didefiniskan  dengan istilah kelaparan (E. Kennedy, 2002)
Jadi sangatlah jelas penyebab dari kurang energy protein (KEP) adalah makanan yang tidak adekuat maksudnya  intake makanan yang sangat kurang dari kebutuhan akan zat gizi tubuh. Walaupun pada dasarnya Kejadian Kurang Energi Protein (KEP) sangat tergantung dari :
  1. Karakteristik individu (umur, cadangan nutrient)
  2. Waktu dan hebatnya berlangsung defisiensi
  3. Jenis makanan yang tersedia /dikonsumsi
  4. Lingkungan terutama sanitasi lingkungan
  5. Kesehatan perorangan
  6. Dan pada anak sangat tergantung dari pola asuh orang tua yang diberikan kepada sang anak.
Tetapi tetap saja Kurang Energi Protein disebabkan  intake makanan yang sangat kurang dari kebutuhan akan zat gizi tubuh yang telah berlangsung lama (kronis). Bentuk KEP tergantung dari zat gizi utama kurang edekuat, bila kurang dalam hal protein dan tubuh diharuskan menggunakan protein tubuh maka gejala-gejala klinis dari kekurangan protein akan muncul, keadaan ini biasa diistilahkan dengan Kwashiorkor. Dan bila kekurangan Energi saja —–terutama energi yang bersumber dari karbohidrat——-maka gejala klinis yang muncul adalah  kekurangan cadangan energy atau energy tubuh benar-benar habis bahkan sel-sel dan jaringan tubuh dirombak untuk dipergunakan sebagai energi, tubuhnya akan terlihat sangat buruk, keadaan ini biasa diistilahkan dengan Marasmus. Tidak jarang juga ditemukan bentuk KEP sebagai akibat kurang adekuat makanan akan protein dan energy (Marasmus-Kwashiorkor). Kesemua itu adalah bentuk-bentuk dari Malnutrisi (kurang Energi Protein).
Bentuk  Malnutrisi (Kurang Energi Protein)
  1. Dewasa dibagi dalam  dua bentuk  yaitu Undernutrition (Kurang Zat Gizi) dan Starvation (Kelaparan)
  2. Anak-anak  dalam bentuk PEM- Protein Energi Malnutrition ( menurut JELLIFFE  mencakup seluruh kelompok umur anak) dikelompok menjadi : PEM ringan, PEM sedang dan PEM berat   yang terdiri dari Merasmus, Kwashiorkor dan Merasmus –kwashiorkor.
Walaupun semua adalah Malnutrisi tetapi masing-masing mempunyai gejala klinis sendiri-sendiri baik marasmus, kwashiorkor, maupun marasmus-kwashiorkor.
.

Gejala Klinis dari Marasmus 

Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari marasmus adalah
  1. Wajah seperti orang tua
  2. Cengen dan Rewel
  3. Sering disertai: peny. infeksi (diare, umumnya kronis berulang, TBC)
  4. Tampak sangat kurus (tulang terbungkus kulit)
  5. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (~pakai celana longgar-baggy pants)
  6. Perut cekung
  7. Iga gambang

Gejala Klinis  Kwashiorkor

Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari kwashiorkor adalah
  1. Rambut tipis, merah spt warna
  2. Edema (pd kedua punggung kaki,  bisa seluruh tubuh)
  3. rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
  4. Kelainan kulit (dermatosis)
  5. Wajah membulat dan sembab
  6. Pandangan mata sayu
  7. Pembesaran hati
  8. Sering disertai: peny. infeksi akut,  diare, ISPA dll
  9. Apatis & rewel
  10. Otot mengecil (hipotrofi),

Gejala Klinis Marasmus-Kwashiorkor

Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari Marasmus-kwashiorkor   pada dasarnya adalah campuran dari  gejala marasmus dan kwashiorkor, cirri khas yang dapat terlihat secara klinis yakni :
  1. Beberapa gejala klinik marasmus,  terlihat sangat buruk dalam hal Berat Badan (BB/U)  berada dibawah < -3 SD dan bila di konfirmasi dengan BB/TB  dikategorikan sangat kurus: BB/TB < – 3 SD).
  2. Kwashiorkorm secara klinis terlihat disertai edema yang  tidak mencolok pada kedua punggung kaki
Anak-anak gizi buruk dengan tanda-tanda klinis ini dapat di deteksi keKurangan  Energi Proteinnya  melalui
  1. Penimbangan bulanan di Posyandu termasuk upaya-upaya kejar timbangnya
  2. Surveilens gizi/KLB Gizi Buruk
  3. Manajemen Terpadu Balita Sakit
  4. Poliklinik KIA/Tumbuh Kembang
Tidak jarang hasil deteksi Gizi Buruk  pada anak dikarenakan telah terjadi gagal pertumbuhan yang penyebabnya hanya karena kurang perhatian dan pedulinya orang tua terhadap tumbuh-kembang sang anak. Dari hasil penelitian ahli tumbuh kembang anak, ada empat alasan mengapa terjadi gagal pertumbuhan yaitu
  1. Bayi tidak cukup mendapat makanan, khususnya makanan pendamping
  2. Anak-anak memerlukan kata-kata lembut dan sentuhan-sentuhan penuh kasih sayang yang dapat merangsang peningkatan hormon pertumbuhan dan daya tahan tubuh.
  3. Bayi bertambah aktif ketika mulai belajar berjalan.  Kebutuhan makanan perlu ditambah, namun banyak ibu tidak memberikan tambahan. Output tidak sesuai dengan input
  4. Penyakit dan infeksi mempengaruhi penggunaan zat gizi dalam makanan. Selain itu juga menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga zat makanan yang masuk dalam tubuh sedikit.
Seharusnya  ini tidak boleh terjadi……..